Minggu, 25 Desember 2011

Harapan Yang Salah

Sekarang bayangkan, anda ditimpa masalah. Masalah yang sangat besar.

- Tahu-tahu seorang jutawan datang dan berjanji akan membantu Anda dengan kekayaannya…
- Tidak cukup sampai disitu. Seorang ulama dating dan berjanji akan membantu Anda dengan keilmuannya…
- Tambah lagi. Seorang gubernur datang dan berjanji akan membantu Anda dengan kekuasaannya…

Kira-kira, bagaimana sikap anda? Di bantu oleh tiga orang ini, tentu saja keyakinan Anda melesat dalam memberesi masalah. Motivasi Anda pun meluap-luap. Begitu kan? Padahal…

- Allah telah berjanji akan membantu hamba-hamba-Nya.
- Di mana kekayaan-Nya melebihi kekayaan si jutawan
- Di mana keilmuan-Nya melebihi keilmuan si ulama.
- Di mana kekuasaan-Nya melebihi kekuasaan si gubernur.

Nah, menyadari hal ini, mestinya anda lebih yakin dan lenih termotivasi. Juga Anda lebih menaruh harap kepada Allah ketimbang manusia. Tentu saja boleh – bahkan harus – tolong-menolong sesame manusia. Namun itu hanyalah ‘perantara’ dari Allah. Bukan itu yang utama. Kalau keyakinan kepada-Nya bertambah, maka motivasi pun turut bertambah. Sebaliknya, kalau keyakinan kepada-Nya melemah, maka motovasi pun turut melemah.


Daftar Pustaka :

Santosa, Ippho. 2010. Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan. Jakarta: Gramedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar