Minggu, 25 Desember 2011

Alasan Untuk Kaya

Sebelum membahas , kami punya satu kuiz untuk anda. Ini disadur dari sebuah surat di kitab suci. Tolong anda jawab dulu.

- Allah-lah yang menjadikan tertawa dan menangis
- Allah-lah yang menjadikan kematian dan kehidupan
- Allah-lah yang menjadikan laki-laki dan perempuan
- Allah-lah yang memberikan kekayaan dan ………………

Nah, apakah jawabannya? Coba Anda pikir baik-baik.

- Pertama, empat kalimat ini mungkin semacam lawan kata.
- Kedua, lawan kata dari kekayaan adalah kemiskinan.
- Maka, pastilah jawabannya: kemiskinan.
- Hm, benarkah begitu? Kemiskinan?
- Ternyata salah! Karena jawaban yang benar adalah kecukupan.
- Empat kalimat diatas, kami sadur dari Surat An-Najm 53: 43-48.

Penggalan surat ini bermaksud, Dia tidak pernah memberikan kemiskinan. Pada dasarnya, dia hanya memberikan kekayaan atau kecukupan. Lha, kalau miskin? Jelas, itu salah manusianya! Sejak awal, Dia telah mempersiapkan manusia untuk untung, kaya, kuat, sehat, selamat, aman, dan sejenisnya. Kalau terjadi yang sebaliknya, sekali lagi, itu salah manusianya! Masih mau membantah dan menyanggah? Baca dulu Surat An-Nisa 4: 79, Surat Yasin 36: 19, dan surat Asy-Syura 42: 30. Intinya, segala kebaikan berasal dari Dia dan segala keburukan berasal dari manusia itu sendiri. Kami tidak menemukan satu pun ayat dan hadist yang menganjurkan dan mengajarkan untuk miskin. Yang ada hanyalah ayat dan hadist tentang menyikapi kemiskinan.

Inilah pesan Nabi:
- “Kefakiran dekat dengan kekufuran.”
- “Allah SWT lebih menyukai muslim yang kuat iman dan nafkahnya daripada muslim yang lemah.”
- “Meninggalkan ahli warismu dalam keadaan cukup, itu jauh lebih baik daripada meniggalkan mereka dalam keadaan fakir, sehingga mereka meminta-minta kepada manusia.” Ini bermakna, Anda dilarang mati sebelum mencukupkan anak-anak Anda! Hehehe! Di sini bukan berarti Anda mewariskan kekayaan, namun memastikan mereka kaya. Buka juga Surat An-Nisa 4: 9.

Di sini perlu digarisbawahi tebal-tebal, kekayaan bukanlah tujuan, melainkan alat. Yang dengan alat ini, Anda akan lebih mudah dalam:

- Berzakat dan bersedekah
- Berhaji dan berumrah, juga membiayai haji dan umrah orang lain
- Menuntut ilmu, juga membiayai kegiatan keilmuan
- Menafkahi keluarga dan mancukupi ahli waris
- Menegakkan ekonomi syariah
- Membangun sarana umat
- Meningkatkan bargaining position umat
- Dakwah dan syiar agama



Daftar Pustaka :

Santosa, Ippho. 2010. Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan. Jakarta: Gramedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar