Minggu, 25 Desember 2011

Keyakinan Iblis

Bicara soal keyakinan, kadang kita kalah telak dengan iblis. Ini bukan sindiran. Ini kenyataan. Ah, apa iya? Iya! Iblis, jelek-jelek begitu, dia masih punya yang namanya keyakinan.

- Iblis meyakini bahwa Allah itu yang Maha Kuasa. Iblis meyakini bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil. Bayangkan, sebagian manusia masih membantah dan menggah, “Ini mustahil, itu mustahil!”
- Iblis meyakini bahwa Hari Pembalasan itu memang ada. Bayangkan, sebagian manusia masih meragukan dan mempertanyakan.
- Iblis meyakini bahwa surga dan neraka itu memang ada. Bukankan dia pernah berada di surga dan manusia belum tentu akan berada di surga?
- Hanya saja, keyakinan Iblis berbeda dengan keyakinan manusia. Karena iblis telah bersumpah untuk menyesatkan manusia sampai akhir zaman dan sumpah ini telah diperkenankan oleh Allah, maka Iblis tidak akan memperoleh manfaat sedikit pun dari keyakinannya.

Kita manusia. Kita jauh lebih mulia daripada iblis. Bahkan kita lebih mulia daripada malaikat. Sudah semestinya kita mengusung keyakinan yang lebih menjulang ketimbang Iblis. Harus itu!


Daftar Pustaka :

Santosa, Ippho. 2010. Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan. Jakarta: Gramedia

Suara Hati Burung

Seekor burung kecil dan mungil terbang ke angkasa dengan perasaan yang sedih.
Dengan suara kicauan yang lirih,
seakan-akan ingin berkata,
aku kehilangan rumahku! Aku kehilangan hutan! Aku telah kehilangan kehidupanku!

Bayangkan seandainya kau menjadi aku, dimana kau akan mencari semua ini?
Suasana sunyi menyambut ratapan sang burung sekelilingnya hutang dihiasi asap tebal.
Kebakaran hutan ini telah mengandaskan dan menenggelamkan harapannya. Si burung pasrah melihat tempat tinggalnya terbakar.
Seekor burung kecil merana dan tersia-sia. Seekor burung yang meratapi hutannya yang kini telah hilang terbakar.

Nabi Mengajarkan Kita Untuk Berharap

Beberapa wasiat Nabi.

- Nabi pernah bersabda, “Belilah kesulitanmu dengan sedekah.” Itu artinya, melalui sedekah, kita boleh berharap kesulitan itu teratasi. Kan Nabi yang mengajarkan? Masak Nabi mengajarkan sesuatu yang sifatnya cuma duniawi? Di setiap ajaran Nabi, pastilah terdapat sesuatu yang sifatnya ukhrawi.
- Nabi juga pernah bersabda,”Obatilah penyakitmu dengan sedekah.” Itu artinya, melalui sedekah, kita boleh berharap penyakit itu terobati.
- Nabi juga pernah bersabda, “perbanyaklah sedekah, sebab sedekah dapat memenjangkan umur.” Itu artinya, melalui sedekah, kita boleh berharap panjang umur.
- Nabi juga pernah bersabda, “bersegeralah sedekah, sebab bala tidak pernah mendahului sedekah.” Itu artinya, melalui sedekah, kita boleh berharap terhindar dari bala.
- Khalifah Ali pernah menasihati, “Pancinglah rezeki dengan sedekah.” .” Itu artinya, melalui sedekah, kita boleh berharap rezeki itu datang.
- Begitu pula dengan shalat dhuha dan tahajjud. Dimana melalui shalat dhuha dan shalat tahajjud kita boleh berharap rezeki, kesehatan, dan kelapangan waktu.
- Memang, hakikat dari seluruh amalan adalah untuk mendapatkan ridha Allah. Itu pasti. Namun Anda juga boleh berharap fadilah, keutamaan, manfaat, atau dampak dari amalan tersebut. Saya ulang lagi, kan Nabi yang mengajarkan?


Daftar Pustaka :

Santosa, Ippho. 2010. Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan. Jakarta: Gramedia

Harapan Yang Salah

Sekarang bayangkan, anda ditimpa masalah. Masalah yang sangat besar.

- Tahu-tahu seorang jutawan datang dan berjanji akan membantu Anda dengan kekayaannya…
- Tidak cukup sampai disitu. Seorang ulama dating dan berjanji akan membantu Anda dengan keilmuannya…
- Tambah lagi. Seorang gubernur datang dan berjanji akan membantu Anda dengan kekuasaannya…

Kira-kira, bagaimana sikap anda? Di bantu oleh tiga orang ini, tentu saja keyakinan Anda melesat dalam memberesi masalah. Motivasi Anda pun meluap-luap. Begitu kan? Padahal…

- Allah telah berjanji akan membantu hamba-hamba-Nya.
- Di mana kekayaan-Nya melebihi kekayaan si jutawan
- Di mana keilmuan-Nya melebihi keilmuan si ulama.
- Di mana kekuasaan-Nya melebihi kekuasaan si gubernur.

Nah, menyadari hal ini, mestinya anda lebih yakin dan lenih termotivasi. Juga Anda lebih menaruh harap kepada Allah ketimbang manusia. Tentu saja boleh – bahkan harus – tolong-menolong sesame manusia. Namun itu hanyalah ‘perantara’ dari Allah. Bukan itu yang utama. Kalau keyakinan kepada-Nya bertambah, maka motivasi pun turut bertambah. Sebaliknya, kalau keyakinan kepada-Nya melemah, maka motovasi pun turut melemah.


Daftar Pustaka :

Santosa, Ippho. 2010. Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan. Jakarta: Gramedia

Melupakan dengan Membiarkan Hari-hari terus Berputar

Yakinlah bahwa zaman tak akan berada pada kondisi yang sama terus menerus. Hari-hari pasti berganti. Kegagalan akan segera berganti dengan dengan keberhasilan, begitu pula keberhasilan tidak selamanya akan terus bersama kita, sebab Allah swt berfirman, “ hari-hari itu kami pergilirkan di antara manusia.”(QS. Ali Imran : 140)

suatu saat kita mungkin ditimpa kafekiran, namun pada saat yang lain kita bisa saja menjadi seorang yang kaya: suatu saat mulia, lain waktu tiba-tiba saja kita menjadi sangat hina.

Maka dalam ketetapan Allah ini hanya satu sikap kita, yaitu selalu berada dalam satu jalur; takwa kepada Allah swt. Sebab dengan bekal itu, jika seseorang kaya maka kekayaannya akan mengisi dirinya dan jika ditimpa kefakiran, maka pintu kesabarannya telah terbuka luas sejak lama: jika ia sehat, maka itulah puncak kenikmatan baginya dan jika diterpa cobaan, justru akan semakin bening jiwanya. Tak ada yang bias mempengaruhi hidupnya selain Allah. Tak berpengaruh baginya, apakah zaman sedang menanjak ataupun sedang turun. Semua pasti akan berubah, dan ia menunggu dengan santai di ujung sana.

Ketakwaan adalah akar dari keselamatan dan penjaga yang tidak pernah tidur melindungi kita dari imbas perubahan zaman. Takwalah yang akan membuat manusia bangkit tatkala tergelincir dan menuntunnya ke jalan yang benar. Kemungkaran pun sebenarnya adalah kenikmatan, namun tidak sejalan dengan takwa, hingga menjadikan pelakunya sangat merugi.

Hendaklah kita senantiasa bertakwa dalam segala keadaan dan perbuatan kita; ketakwaan yang akan mengiringi hari-hari kita yang terus berganti, ketakwaan yang mengubah masalah menjadi maslahat. Karena dengan demikian kita akan menemukan bahwa dalam ruang yang sempit sekali pun sekali pun, sebenarnya ada jalan keluar dan setelah sakit pun akan datang masa sehat, maka biarkanlah hari-hari itu bertingkah semaunya sehingga masalah berlalu dengan sendirinya, tanpa terasa.


Daftar Pustaka:
Nadi, Sulthan. 2008. Tarbawi. Jakarta: PT Media Amal Tarbawi

Ketika Meminta Sekadar Meminta

Ketika anda ingin meminta sesuatu kepada Allah, maka memintalah tanpa terlalu meminta. Dengan kata lain, ikutilah Skenario Anti-Meminta. Wah, apalagi nih? Begini. Ketika meminta, maka perbanyak hal-hal lain, selain meminta.

- Perbanyak syukur, bukan perbanyak meminta.
- Perbanyak tawakkal, bukan perbanyak meminta.
- Perbanyak istighfar, bukan perbanyak meminta.
- Perbanyak meminta untuk orang lain, bukan perbanyak meminta untuk diri sendiri.
- Awali dengan member, bukan awali dengan meminta.
- Awali dengan shalat taubat, bukan awali dengan shalat hajat.
- Yah, tetaplah meminta, namun perbanyak dan awali dengan hal-hal tersebut diatas.
- Bagaimana dengan banyak-banyak meminta? Bolehkah? Tentu saja boleh! Hanya saja, lebih banyak lagi syukurnya, tawakkalnya, dan lain-lain. Gratitude is a attitude.

Mudah-mudahan dengan Skenario Anti-Meminta, segala permintaan Anda akan lebih terwujud. Jauh lebih cepat! Yakinlah!


Daftar Pustaka :

Santosa, Ippho. 2010. Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan. Jakarta: Gramedia

Alasan Untuk Kaya

Sebelum membahas , kami punya satu kuiz untuk anda. Ini disadur dari sebuah surat di kitab suci. Tolong anda jawab dulu.

- Allah-lah yang menjadikan tertawa dan menangis
- Allah-lah yang menjadikan kematian dan kehidupan
- Allah-lah yang menjadikan laki-laki dan perempuan
- Allah-lah yang memberikan kekayaan dan ………………

Nah, apakah jawabannya? Coba Anda pikir baik-baik.

- Pertama, empat kalimat ini mungkin semacam lawan kata.
- Kedua, lawan kata dari kekayaan adalah kemiskinan.
- Maka, pastilah jawabannya: kemiskinan.
- Hm, benarkah begitu? Kemiskinan?
- Ternyata salah! Karena jawaban yang benar adalah kecukupan.
- Empat kalimat diatas, kami sadur dari Surat An-Najm 53: 43-48.

Penggalan surat ini bermaksud, Dia tidak pernah memberikan kemiskinan. Pada dasarnya, dia hanya memberikan kekayaan atau kecukupan. Lha, kalau miskin? Jelas, itu salah manusianya! Sejak awal, Dia telah mempersiapkan manusia untuk untung, kaya, kuat, sehat, selamat, aman, dan sejenisnya. Kalau terjadi yang sebaliknya, sekali lagi, itu salah manusianya! Masih mau membantah dan menyanggah? Baca dulu Surat An-Nisa 4: 79, Surat Yasin 36: 19, dan surat Asy-Syura 42: 30. Intinya, segala kebaikan berasal dari Dia dan segala keburukan berasal dari manusia itu sendiri. Kami tidak menemukan satu pun ayat dan hadist yang menganjurkan dan mengajarkan untuk miskin. Yang ada hanyalah ayat dan hadist tentang menyikapi kemiskinan.

Inilah pesan Nabi:
- “Kefakiran dekat dengan kekufuran.”
- “Allah SWT lebih menyukai muslim yang kuat iman dan nafkahnya daripada muslim yang lemah.”
- “Meninggalkan ahli warismu dalam keadaan cukup, itu jauh lebih baik daripada meniggalkan mereka dalam keadaan fakir, sehingga mereka meminta-minta kepada manusia.” Ini bermakna, Anda dilarang mati sebelum mencukupkan anak-anak Anda! Hehehe! Di sini bukan berarti Anda mewariskan kekayaan, namun memastikan mereka kaya. Buka juga Surat An-Nisa 4: 9.

Di sini perlu digarisbawahi tebal-tebal, kekayaan bukanlah tujuan, melainkan alat. Yang dengan alat ini, Anda akan lebih mudah dalam:

- Berzakat dan bersedekah
- Berhaji dan berumrah, juga membiayai haji dan umrah orang lain
- Menuntut ilmu, juga membiayai kegiatan keilmuan
- Menafkahi keluarga dan mancukupi ahli waris
- Menegakkan ekonomi syariah
- Membangun sarana umat
- Meningkatkan bargaining position umat
- Dakwah dan syiar agama



Daftar Pustaka :

Santosa, Ippho. 2010. Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan. Jakarta: Gramedia

IBU

Ibu merupakan kata penyejuk jiwa.
Kata ibu selalu dilantunkan oleh setiap bibir-bibir manusia.
Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah dalam hidup.
Semerbak cinta dan kasih sayangnya memancar hinnga kedalam jiwa.

Ketik aku menangis dalam takut,
Engkaulah yang menenangkanku.
Dan ketika aku jatuh sakit,
engkaulah yang berada di sampingku.

Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu.
Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya
Dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.

Engkau yang menegurku ketika aku salah.
Engkau mengingatkanku ketika aku lupa.
Engkau menghiburku ketika aku sedih.
Engkaulah yang menyembuhkanku ketika aku terluka.

Ibu…
Hanya do’a yang bias kupersembahkan untukmu
Karena jasamu
Tiada terbalas

Hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku kepadamu.


Karya:
- Kahlil Gibran
- Suroya “roy”, 2009
- Gamer_boyzzz, 2008