Kamis, 02 Juni 2011

PERENCANAAN ORGANISASI KEWIRASWASTAAN

Perencanaan organisasi adalah proses menentukan bagaimanan organisasi bisa mencapai tujuannya. Perencanaan adalah proses menentukan dengan tepat apa yang akan dilakukan organisasi untuk mencapai tujuannya. Dalam istilah resmi perencanaan didefinisikan sebagai perkembangan sistematis dari pogram tindakan yang ditunjukan pada pencapaian tujuan bisnis yang telah disepakati dengan proses analisa, evaluasi, seleksi diantara peluang-peluang yang diprediksi terlebih dahulu. Dengan demikian Tujuan Perencanaan disini adalah membentuk usaha yang terkoordinasi dalam organisasi.

Perencanaan organisasi mempunyai dua maksud yang pertama yaituTujuan Perlindungan (Protective) maksudnya adalah meminimisasikan resiko dengan mengurangi ketidakpastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan dan yang kedua yaitu Tujuan Kesepakatan (Affirmative) maksudnya adalah meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional.

Koontz O’Donnel menyatakan maksud perencanaan adalah “untuk melancarkan pencapaian usaha dan tujuan”.

Keuntungan Perencanaan antara lain: (1) Dapat membantu wirausahawan berorientasi ke masa depan, (2) Koordinasi keputusan yang tidak dibuat sekarang tanpa adanya gagasan tentang bagaimana ia akan mempengaruhi keputusan yang harus dibuat besok, dan (3) Perencanaan menekan tujuan-tujuan organisasional sehingga wirausahawan secara konstan dalam pencapaian tujuan organisasi.

Kerugian Perencanaan dapat menekankan program pada perencanaan yang akan memakan banyak waktu manajemen sehingga manajemen harus membagi antara waktu yang digunakan untuk perencanaan dengan waktu yang digunakan untuk fungsi manajemen lainnya seperti pemgorganisasian, mempengaruhi dan pengawasan.

Aktivitas perencanaan bisa dibagi menjadi dua yaitu:

1. Perencanaan Strategis yaitu perencanaan jangka panjang yang dipusatkan pada organisasi secara keseluruhan sehingga wirausahawan memandang organisasi sebagai suatu unit total dan memutuskan apa yang hendak dilakukan dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan jangka panjang wirausahawan adalah mencoba menentukan apa yang dilakukan oleh organisasi agar berhasil dalam kurun waktu 3 sampai 5 tahun mendatang. Strategi sebagai suatu rencana luas dan umum yang dikembangkan untuk mencapai tujuan organisasional jangka panjang, sehingga strategi merupakan hasil akhir dari perencanaan strategis.
Manajemen strategis merupakan proses yang menjamin bahwa proses dan manfaat organisasi dari penggunaan strategi organisasional yang tepat. Strategi yang tepat adalah strategi yang sesuai untuk kebutuhan organisasi pada saat tertentu .

Empat langkah proses dalam manajemen strategis :
1. Perumusan strategi
2. Implementasi strategi
3. Pengukuran hasil strategi

Evaluasi strategi

Pertanyaan dalam merumuskan strategi yang tepat guna adalah :

1. Apakah tujuan dan maksud organisasi tersebut?

Jawaban : kearah mana organisasi diarahkan, strategi yang tepat guna mencerminkan maksud dan tujuan organisasi .

2. Kemanakah organisasi dewasa ini diarahkan?

Jawaban : memberitahukan kepada wirausahawan apakah organisasi sedang mencapai tujuannya sehingga tingkat kemajuan kearah pencapaian tujuan memuaskan atau tidak.

3. Jenis kondisi lingkungan apa organisasi mempunyai keberadaan?
Jawaban : membantu wirausahawan dalam menetapkan kekuatan, kelemahan, masalah-masalah dan kesempatan organisasional yang ada baik lingkungan eksternal dan internal maupun didalam dan diluar organisasi.

4. Apa yang dapat dilakukan untuk bisa mencapai tujuan organisasi dengan lebih baik dimasa mendatang?

Jawaban : membuat wirausahawan menghasilkan strategi organisasi sesudah wirausahawan mempunyai kesempatan yang memadai.

2. Perencanaan Taktis yaitu Perencanaan jangka pendek menekankan pada operasi berbagai bagian organisasi yang sedang berjalan. Jangka pendek adalah kurun waktu antara satu tahun atau kurang. Wirausahawan menggunakan perencanaan taktis untuk menguraikan apa yang harus dilakukan oleh berbagai bagian dari organisasi untuk mencapai keberhasilan pada jangka waktu satu tahun atau kurang Perencanaan taktis dipusatkan pada apa yang akan dilakukan dalam jangka pendek untuk membantu organisasi mencapai tujuan organisasi jangka panjang yang ditentukan dengan perencanaan strategis.

PERENCANAAN DAN TINGKATAN MANAJEMEN

Tingkatan Manajemen dalam waktu perencanaan :

1. Manajemen puncak mempunyai tanggung jawab utama untuk melihat apakah perencanaan sudah dilaksanakan atau tidak dan menggunakan waktu perencanaan lebih banyak dibanding manajemen tingkat menengah dan bawah
2. Manajemen tingkat menengah menggunakan waktu yang lebih banyak dibanding manajer tingkat bawah
3. Manajemen tingkat bawah lebih terlibat dalam kegiatan operasional dari organisasi dan mempunyai waktu yang lebih sedikit dalam proses perencanaan

Tipe Perencanaan :

1. Manajer tingkat bawah membuat perencanaan jangka pendek dengan keahlian operasi harian menyebabkan menjadi perencana terbaik pada jangka pendek
2. Manajer tingkat menengah membuat perencana jangka yang agak panjang
3. Manajer puncak membuat perencanaan jangka panjang yang mempunyai pengertian yang baik mengenai situasi organisasional keseluruhan.

Langkah-Langkah dalam Proses Perencanaan :
1. Menyatakan tujuan organisasi yang jelas untuk dimulai suatu perencanaan
2. Memilih berbagai cara alternatif untuk mencapai tujuan
3. Mengembangkan premis/asumsi yang menjadi dasar alternatif kelayakan penggunaan setiap alternatif
4. Memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan
5. Pengembangan rencana berdasarkan alternatif yang dipilih dimana rencana jangka panjang dan jangka pendek mulai dirumuskan
6. Memfungsikan rencana-rencana ke dalam tindakan-tindakan yang memberi organisasi dengan pengarahan aktivitas jangka pendek dan jangka panjang

PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN

a. Pendekatan Probabilitas Tinggi
Perencanaan menggunakan pendekatan probabilitas tinggi ditujukan langsung untuk menjamin tingkat keberhasilan yang bisa diterima dan juga tujuan organisasional dapat diukur. Keuntungan pendekatan probabilitas tinggi yaitu menghasilkan rencana yang tepat dan perencana hanya memusatkan pada penemuan cara yang praktis untuk mendapatkan tingkat keberhasilan yang diinginkan. Kerugian pendekatan probabilitas tinggi yaitu tidak mendorong rencana yg kreatif

b. Pendekatan Maksimisasi
Perencana menggunakan pendekatan maksimisasi yang secara konstan menggunakan teknik kuantitatif dengan menggunakan model matematis melalui penggunaan model matematis, perencana pendekatan maksimisasi mencoba untuk : Meminimisasi sumber daya yang digunakan untuk mendapatkan tingkat prestasi tertentu dan memaksimumkan prestasi yang dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia serta mendapatkan keseimbangan biaya dan manfaat yang terbaik. Keuntungan Pendekatan Maksimisasi : secara kontinyu menekankan pada pencapaian keuntungan potensial dari organisasi dan menggunakan teknik kuantitatif untuk mengembangkan rencana-rencana. Kerugian Pendekatan maksimisasi : memperlakukan seluruh komponen organisasi dapat dikualifikasikan dan diprediksi walau beberapa aspek organisasi tidak dapat diprediksi dan dikuantifikasikan (perilaku manusia)

c. Pendekatan Adaptasi
Pendekatan Adaptasi menekankan pada perencanaan yang efektif dipusatkan untuk membantu organisasi menyesuaikan diri dengan variabel eksternal atau internal. Perencana yang menggunakan Pendekatan Adaptasi, melihat perubahan organisasional yang tidak dapat dihindari, dan mengantisipasi pada perubahan masa depan, serta menentukan dan menganalisa organisasional bagaimana memodifikasi organisasi ketika untuk berubah. Keuntungan Pendekatan Adaptasi : berfokus pada lingkungan eksternal dan internal organisasi untuk memprediksi perubahan organisasional. Kerugian Pendekatan Adaptasi : penekanan yang kurang pada tujuan organisasi sehingga analisa dan perubahan yang dihasilkan merupakan akhir perencanaan daripada sebagai alat mencapai keberhasilan.

JENIS-JENIS RENCANA

Rencana Kebijaksanaan-Kebijaksanaan
Suatu kebijaksanaan merupakan rencana tetap yang memberi garis pedoman luas pada penyaluran manajemen pada arah tertentu, manajemen dituntun kearah pengambilan tindakan yang konsisten dengan pencapaian tujuan organisasional.

Prosedur
Merupakan rencana tetap yang menguraikan lebih spesifik tindakan yang berhubungan yang harus diambil untuk menyelesaikan tugas tertentu.

Aturan-Aturan
Merupakan rencana tetap yang merancang suatu tindakan tertentu yang diperlukan menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh anggota organisasi dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Rencana Sekali Pakai
Program
Merupakan rencana sekali pakai yang dirancang untuk melaksanakan suatu proyek khusus dalam organisasi dimana keberadaan program ini untuk pencapaian tujuan yang dapat diselesaikan.

Anggaran
Merupakan rencana keuangan sekali pakai yang meliputi jangka waktu tertentu. Anggaran perusahaan adalah rencana detail tentang bagaimana dana akan dibelanjakan.

ALAT-ALAT PERENCANAAN

Peramalan (Forecasting)
Peramalan adalah teknik prediksi terjadinya lingkungan masa depan yang akan mempengaruhi operasi organisasi.

Metode Analisa Runtun Waktu (Time Series Analysis Method)
Memprediksi penjualan dimasa datang dengan menganalisa hubungan historis antara waktu dan penjualan yang biasa disajikan dalam bentuk grafik.

Penjadwalan (Scheduling)
Merupakan proses perumusan daftar aktivitas mendetail yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi. Daftar aktivitas merupakan bagian integral dari rencana organisasional.

Dua macam penjadwalan :
- Peta Gant (Gant Chart) yang merupakan diagram balok dengan waktu horizontal dan sumber daya vertikal.
- PERT (Program Evaluation and Review Technique) merupakan aktivitas proyek yang menunjukkan estimasi waktu yang diperlukan.

Jalur Kritis
Merupakan rangkaian dari peristiwa dan aktivitas yang memerlukan peride waktu paling lama untuk diselesaikan.

Pengorganisasian adalah suatu proses pembentukan kegunaan yang teratur untuk semua sumber daya dalam system manajemen. Penggunaan yang teratur tersebut menekankan pada pencapaian tujuan system manajemen dan membantu wiraswastawan tidak hanya dalam pembuatan tujuan yang Nampak tetapi juga dalam menegaskan sumber daya yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Fungsi pengorganisasian sangat penting bagi system manajemen karena merupakan mekanisme utama dengan mana wiraswastawan mengaktifkan rencana-rencana. Pengorganisasian menciptakan dan mempertahankan hubungan antar semua sumber daya organisasional dengan menunjukkan sumber daya yang akan digunakan untuk aktivitas tertentu, dan kapan, dimana dan bagaimana sumber daya tersebut digunakan.

Lima langkah utama dari proses pengorganisasian adalah:
1. Tercermin dalam rencana-rencana dan tujuan-tujuan
2. Menetapkan tugas-tugas pokok
3. Membagi tugas-tugas pokok dalam subtugas-subtugas
4. Alokasi sumber daya dan pengarahan bagi subtugas-subtugas
5. Mengevaluasi hasil dari strategi pengorganisasian yang diimplementasikan

Teori pengorganisasian klasik adalah wawasan dari penulis manajemen awal mengenai bagaimana sumber daya organisasional bisa digunakan untuk pencapaian tujuan organisasi. Dalam sutu usaha pengorganisasian wiraswasta harus memilih suatu struktur yang sesuai.

Tujuan dari struktur adalah memperlancar penggunaan tiap sumber daya baik secara individu maupun kolektif, ketika system manajemen ingin mencapai tujuannya. Namun pada kenyataannya terdapat dua tipe dasar dari struktur yang ada dalam system manajeman. Struktur formal dan struktur informal.

Struktur formal didefinisikan sebagai hubungan diantara sumber daya organisasional yang diuraikan oleh manajemen. Struktur informal didefinisikan sebagai pola hubungan yang berkembang karena keberadaan anggota organisasi informal.

Metode pembentukan hubungan informal di antara sumber daya yang paling umum adalah dengan membentuk departemen-departemen. Departemen adalah suatu kelompok sember daya yang dibentuk oleh manajemen untuk melaksanakan beberapa tugas organisasional. Penciptaan departemen berdasarkan faltor situasional seperti fungsi-fungsi kerja yang dilaksanakan, produk yang dibuat, daerah yang diliput, sasaran konsumen, dan proses yang dirancang untuk pembuatan produk.

Pertimbangan kedua yang utama untuk suatu usaha pengorganisasian adalah bagaimana membagi tenaga kerja. Konsep pembagian tenaga kerja diberikan pada berbagai bagian tugas tertentu diantara sejumlah anggota organisasi kewiraswastaan. Produksi dibagi menjadi sejumlah langkah-langkah diberikan pada individu tertentu. Pada hakikatnya, individu berspesialisasi dalam mengerjakan bagian tugas dari pada seluruh tugas.

DEPARTEMENTALISASI DAN STRUKTUR FORMAL : PANDANGAN KONTINGENSI

Metode pembentukan hubungan formal diantara sumber daya-sumber daya adalah dengan
membentuk departemen-departemen untuk melaksanakan beberapa tugas organisasi
Departementalisasi adalah proses pembentukan departemen dalam sistem manajemen
yang didasarkan pada faktor fungsi kerja yang dilaksanakan, produk yang dibuat, daerah yang dikuasai, sasaran konsumen dan proses yang dirancang untuk pembuatan produk

Fungsi
Merupakan tipe aktivitas yang sedang dilaksanakan dimana termasuk dalam pemasaran,
produksi dan keuangan

Produk
Pengorganisasian menurut produk memungkinkan wirausahawan mengelompokkan secara
logis sumber daya-sumber daya yang perlu untuk menghasilkan suatu produk

Wilayah
Wilayah mendepartementalisasi daerah geografis pasar dimana sistem manajemen
dipusatkan, ketika pasar dan lokasi kerja meluas maka jarak fisik antar berbagai tempat
membuat tugas manajemen menjadi sulit

Pelanggan
Pelanggan membentuk departemen sebagai tanggapan dari sistem manajemen, sehingga
pelanggan dapat diidentifikasi menjadi kelompok-kelompok yang logis

Proses Pembuatan
Proses pembuatan menentukan departemen menurut fase pokok dari proses yang
digunakan untuk pembuatan produk

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Formal
• Kekuatan pada diri wirausahawan
• Kekuatan pada tugas
• Kekuatan pada lingkungan
• Kekuatan pada bawahan

PEMBAGIAN TENAGA KERJA (DIVISION OF LABOUR)

Konsep pembagian tenaga kerja diberikan pada berbagai bagian tugas tertentu diantara sejumlah anggota organisasi sehingga produksi dibagi menjadi sejumlah langkah-langkah/tugas-tugas dengan tanggung jawab penyelesaian yang diberikan pada individu tertentu

Keuntungan dan Kerugian Pembagian Tenaga Kerja

Keuntungan : Pekerja berspesialisasi dalam tugas tertentu sehingga keterampilan dalam tugas tertentu meningkat, Pekerja memusatkan diri pada satu pekerjaan dan membuat pekerjaan lebih mudah dan efisien, Pekerja hanya perlu mengetahui bagaimana melaksanakan bagian tugas dan bukan proses keseluruhan produk

Kerugian : Pembagian kerja hanya dipusatkan pada efisiensi dan manfaat ekonomi yang mengabaikan variabel manusia. Kerja yang terspesialisasi cenderung menjadi sangat membosankan yang akan berakibat tingkat produksi menurun.

Pembagian Tenaga Kerja dan Koordinasi

Pembagian tenaga kerja dengan individu yang berbeda dalam mengerjakan tugas dikoordinasikan secara efektif sehingga manajemen dalam organisasi menjadi jelas. Mooney mendefinisikan koordinasi sebagai penyusunan secara beraturan usaha kelompok untuk memberikan kesatuan tindakan didalam mencapai tujuan bersama

RENTANG MANAJEMEN (SPAN OF MANAGEMENT) : mengarah pada jumlah individu yang diawasi oleh wirausahawan, semakin banyak individu yang diawasi semakin besar rentang manajemen dan semakin sedikit individu yang diawasi semakin sedikit rentang manajemen

Rentang Manajemen dinamakan juga : Rentang kekuasaan (span of authorithy), Rentang pengawasan (span of control), Rentang supervisi (span of supervision), Rentang tanggung jawab (span of responsibility)

Perancangan Rentang Manajemen : Pandangan Kontingensi

Harnold Koontz mengemukakan bahwa faktor situasi utama yang mempengaruhi kesesuaian dari ukuran rentang manajemen individual :

1. Kesamaan fungsi dimana aktivitas dilaksanakan oleh individu yang disupervisi adalah sama atau tidak
2. Hubungan geografis dimana bawahan secara fisik terpisahkan oleh tempat sehingga semakin dekat bawahan secara fisik maka semakin banyak individu yang dapat disupervisi oleh wirausahawan secara efektif
3. Kompleksitas fungsi dimana aktivitas dari tenaga kerja sulit dan rumit
4. Koordinasi menunjuk pada jumlah waktu yang harus dikeluarkan oleh wirausahawan untuk menyetarakan aktivitas-aktivitas dari bawahan dengan aktivitas pekerja yang lainnya
5. Perencanaan menunjukkan jumlah waktu yang dikeluarkan wirausahawan untuk mengembangkan tujuan-tujuan dan rencana-rencana sistem manajemen dan mengintegrasikannya dengan aktivitas bawahan mereka.

V.A. Graicunas memberikan konstribusi terhadap rentang manajemen dimana kontribusi ini adalah pengembangan suatu rumusan untuk menentukan jumlah hubungan yang mungkin
antara wirausahawan dengan bawahannya ketika jumlah bawahannya diketahui.
Rumusannya :
2
C = n ( --- + n -1)
2

ket : C : jumlah total hubungan
n : jumlah bawahan yang diketahui

Ketinggian Bagan Organisasi
Terdapat hubungan terbatas antar rentang manajemen dengan ketinggian bagan organisasi, semakin besar ketinggian bagan organisasi kewirausahaan semakin kecil rentang manajemen dalam organisasi kewirausahaan tersebut, demikian pula sebaliknya semakin rendah maka semakin besar rentang manajemen. Bagan organisasi dengan bagan ketinggian yang rendah biasanya ditunjuk sebagai datar (flat) dan yang besar ditunjukkan sebagai tinggi (tall).

Hubungan Skalar (Scalar Relationship)
Hubungan Skalar menunjuk pada rantai komando (chain of command)
Konsep hubungan skalar atau rantai komando berhubungan dengan konsep kesatuan perintah. Konsep kesatuan perintah (unity of command) menyatakan bahwa individu hendaknya memiliki satu atasan, jika terlalu banyak atasan yang memberikan perintah dapat menimbulkan kebingungan, perintah yang bertentangan dan pekerja yang frustasi dan juga menimbulkan ketidakefisienan dan ketidakefektifan.


PENGORGANISASIAN AKTIVITAS INDIVIDU

Pertanggung Jawaban
Tanggung jawab adalah kewajiban untuk melaksanakan aktivitas yang dibebankan
Tanggung jawab adalah komitmen pribadi untuk menangani suatu pekerjaan sebaik mungkin sesuai dengan kemampuannya

Tiga bidang yang berhubungan dengan tanggung jawab :
1. Pembagian aktivitas kerja
2. Menegaskan aktivitas kerja dari manajemen
3. Bertanggung jawab

Menegaskan Aktivitas Kerja Manajemen
Suatu proses yang digunakan untuk menegaskan aktivitas kerja manajemen ‘membuat setiap manajer secara aktif berperan serta dengan atasannya, rekan sebaya, dan bawahan pada pekerjaan manajerial yang diuraikan secara sistematis untuk dikerjakan dan kemudian menegaskan peranan yang dimainkan tiap manajer dalam hubungannya dengan kelompok kerjanya dan dengan organisasi

Tujuan interaksi ini adalah untuk menjamin bahwa tidak ada tumpang tindih atau kesenjangan dalam meyakini pertanggungjawaban manajemen yang ada dan bahwa manajer hanya melaksanakan aktivitas-aktivitas yang menyebabkan tercapainya tujuan sistem manajemen.

Alat yang dikembangkan untuk mengimplementasikan proses interaksi tersebut adalah pedoman tanggung jawab manajemen yang akan membantu anggota organisasi dalam :
1. Menguraikan berbagai hubungan tanggung jawab yang ada
2. Meringkas bagaimana tanggung jawab dari berbagai manajer dalam organisasi mereka berhubungan satu sama lain.

Wewenang
Wewenang adalah hak untuk melaksanakan atau memerintah. Wewenang memungkinkan pemegangnya bertindak dengan cara tertentu dan mempengaruhi secara langsung tindakan orang lain melalui perintah yang dikeluarkan

Wewenang didefinisikan sebagai karakter komunikasi dengan mana ia diterima oleh individu sebagai penentuan tindakan yang akan diambil oleh individu dalam sistem.
Barnard menunjukkan bahwa wewenang hanya akan diterima jika :
1. Individu bisa mengerti perintah yang dikomunikasikan
2. Individu percaya perintah itu konsisten untuk tujuan organisasi
3. Individu melihat perintah itu sesuai kepentingan pribadinya
4. Individu secara fisik dan mental mampu menyesuaikan diri dengan perintah tersebut.

Menurut Chester Barnard akan makin banyak perintah manajer yang diterima dalam jangka panjang jika :
1. Saluran formal dari komunikasi digunakan oleh manajer dan dikenal semua anggota organisasi
2. Tiap anggota organisasi telah menerima saluran komunikasi formal melalui mana dia menerima perintah
3. Lini komunikasi antara manajer bawahan bersifat langsung
4. Rantai komando yang lengkap
5. Manajer memiliki keterampilan komunikasi yang memadai
6. Manajer menggunakan lini komunikasi formal hanya untuk urusan organisasional
7. Suatu perintah secara otentik memang berasal dari manajer

Jenis-Jenis Wewenang yaitu Wewenang Lini, Wewenang Staf, Wewenang Fungsional

Delegasi
Terdapat tiga langkah dalam proses pendelegasian :
1. Membebankan semua kewajiban tertentu pada individu
2. Proses pendelegasian melibatkan pemberian wewenang yang semestinya kepada bawahan
3. Penciptaan kewajiban pada bawahan untuk melaksanakan kewajiban yang dibebankan

Kendala bagi proses pendelegasian yaitu Kendala yang berhubungan dengan penyelia, Kendala yang berhubungan dengan bawahan, Kendala yang berhubungan dengan organisasi

Sentralisasi dan Desentralisasi : menguraikan tingkatan umum dimana pendelegasian ada dalam suatu organisasi. Istilah tersebut bisa divisualisasikan pada ujung yang berlawanan dari rangkaian kesatuan (continuum).

Desentralisasi Organisasi = Pandangan Kontingensi
Beberapa pertanyaan yang mungkin timbul untuk menentukan jumlah desentralisasi yang sesuai untuk situasi :
1. Berapa ukuran organisasi sekarang ini?
2. Dimanakah letak pelanggan organisasi bertempat?
3. Seberapa homogennya lini produk dari organisasi?
4. Dimanakah letak pensuplai organisasional?
5. Apakah terdapat kebutuhan bagi suatu keputusan yang cepat dalam organisasi?
6. Apakah kreativitas adalah ciri yang menguntungkan dari organisasi?

PENGEMBANGAN ORGANISASI

Tujuan Organisasi
1. Keuntungan adalah kekuatan motivasi bagi wiraswastawan.
2. Pelayanan pada pelanggan dengan penyediaan nilai ekonomis yang dibutuhkan (barang dan jasa) membenarkan keberadaan organisasi bisnis.
3. Tanggung jawab sosial bagi wiraswastawan sesuai dengan kode etik dan moral yang dibuat oleh masyarakat dimana industri tersebut berada.

Arti Penting Tujuan Organisasi
1. Pembuatan keputusan
2. Efisiensi organisasi
3. Konsistensi organisasi
4. Evaluasi kerja

Bidang-Bidang Tujuan Organisasi
1. Kedudukan pasar
2. Inovasi
3. Produktivitas
4. Sumber daya fisik dan finansial
5. Perolehan laba
6. Kinerja dan perkembangan manajer
7. Kinerja dan sikap karyawan
8. Tanggung jawab kemasyarakatan

Garis Pedoman Penetapan Tujuan Berkualitas :
1. Wiraswastawan harus membiarkan orang-orang yang bertanggung jawab mencapai tujuan mempunyai suara untuk menetapkannya
2. Wiraswastawan harus menyatakan tujuan sespesifik mungkin
3. Wiraswastawan harus menghubungkan tujuan dengan tindakan tertentu jika perlu
4. Wiraswastawan harus mengemukakan tujuan yang diinginkannya
5. Wiraswastawan hendaknya menspesifikasi ketika tujuan diharapkan tercapai
6. Wiraswastawan harus menetapkan tujuan hanya dalam hubungannya dengan tujuan organisasi lainnya
7. Wiraswastawan hendaknya menyatakan tujuan dengan jelas dan sederhana
Wiraswastawan hendaknya menetapkan tujuan cukup tinggi sehingga karyawan akan bekerja keras untuk memenuhinya, tetapi tidak terlalu tinggi sehingga karyawan akan menyerah didalam memenuhinya.

Perubahan Organisasi adalah proses modifikasi organisasi yang ada dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas sampai sejauh mana organisasi tersebut mencapai tujuan-tujuannya, dengan melibatkan segmen organisasi yang sebenarnya dan biasanya termasuk perubahan lini wewenang organisasi, berbagai tingkatan tanggung jawab dalam organisasi dan lini komunikasi organisasi yang sudah mapan

Faktor-faktor pertimbangan dalam perubahan organisasi yaitu agen-agen perubahan, Penentuan apa yang hendak diubah, Evaluasi perubahan, dan Individu-individu yang dipengaruhi oleh perubahan, serta Tipe perubahan yang dibuat (perubahan orang-orang, perubahan struktural atau perubahan teknologi).

Perubahan Struktural adalah proses modifikasi organisasi yang menekankan pada peningkatan efektivitas organisasi dengan pengendalian perubahan yang mempengaruhi anggota organisasi selama pekerjaan kerja mereka.

Bentuk-bentuk modifikasi dalam perubahan struktural mnjelaskan dan mendefinisikan jabatan, memodifikasi struktur organisasi agar sesuai dengan kebutuhan komunikasi organisasi, mendesentralisasikan organisasi untuk mengurangi biaya koordinasi, meningkatkan pengendalian subunit, meningkatkan motivasi dan mendapatkan fleksibilitas yang lebih besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar