Kamis, 10 Maret 2011

Pembiayaan Usaha Yang Berkembang

Untuk melakukan usaha dalam pengembangannya tentu kita memerlukan suatu pembiayaan yang begitu banyak sehingga harus melakukan suatu usaha kerjasama dengan pihak lain dalam pencarian modal usaha.

Masalah-Masalah dalam Pencarian Modal

Dalam melakukan usaha untuk dapat mengembangkannya apalagi dalam pencarian modal usaha pastinya akan menemui kendala-kendala atau masalah-masalah yang timbul didalamnya,

Beberapa masalah yang sering ditemui dalam pencarian modal usaha antara lain:

1. Kurangnya ketajaman bisnis (misal : tidak jeli melihat peluang, tidak dapat mengadaptasi masalah dengan baik). Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

2. Kurangnya pengalaman bisnis. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan. pengalaman yang cukup bisa menjadikan peluang usaha yang baik.

3. Harus dapat mengidentifikasi lebih dahulu kebutuhan modal (baik secara finansial maupun berupa mesin). kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

4. Harus ada proyeksi laba dan proyeksi mengenai tingkat pengembalian investasi. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

5. Harus ada identifikasi tujuan dari penggunaan modal usaha. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

Masalah yang berkaitan dengan kesulitan yang biasanya dihadapi wirausahawan antara lain:

1. Kinerja atau konsep perusahaan yang meragukan membuat para wirausahawan gagal dalam menjalankan usahanya hal ini menyebabkan adanya faham budaya feodal warisan kolonialisme jaman dahulu yang menganggap bahwa menjadi wirausahawan lebih banyak resiko yang mesti ditanggung, beda dengan menjadi seorang karyawan atau buruh yang hanya memikirkan pekerjaan. Resiko bisnis yang terlalu tinggi, tingkat keuntungan dan pengembangan investasi yang rendah

2. Kegagalan perusahaan untuk menindaklanjuti juga disebabkan karena tidak kompetennya dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

3. Kurangnya pengalaman dan ketajaman bisnis dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.

4. Preferensi dari pemodal yang mengharuskan adanya proyeksi laba dan proyeksi mengenai tingkat pengembalian investasi.

5. Kurangnya hubungan dengan sumber-sumber modal mengakibatkan sulitnya wirausahawan untuk mengembangkan usahanya.
Pembiayaan Bisnis

sebelum melakukan pembiayaan bisnis seorang wirausaha haruslah terlebih dahulu melakukan suatu identifikasi, yaitu:
- identifikasi usaha yang akan dijalankan
- identifikasi sumber pembiayaan

Identifikasi sumber pembiayaan terbagi kedalam dua bagian yaitu
1. Internal (modal perusahaan)
2. Eksternal (investor, kredit bank)

Tahap-tahap pembiayaan bisnis :

I. Pembiayaan tahap awal :

a. Pembiayaan.pendanaan modal benih (seed capital) dalam jumlah yang relatif keci
b. Pembiayaan/pendanaan pemula-pengembangan produk dan pemsaran awal

II. Pendanaan ekspansi atau pengembangan

III. Pembiayaan akuisisi

Menetapkan prioritas bisnis

Dalam menentukan pembiayaan modal, wirausahawan harus menentukan jumlah dana maupun waktu yang dibutuhkan, disamping proyeksi penjualan dan pertumbuhan perusahaan. Perusahaan menengah kecil biasanya kesulitan modal usaha berbeda dengan perusahaan besar yang mempunyai potensi untuk berkembang. Tahapan pendanaan pengembangan bisnis adalah:

a) Pendanaan tahap awal
b) Pendanaan ekspansi atau perkembangan
c) Pembiayaan akuisisi dan leveraged buyouts

Pembiayaan tahap awal biasanya sangat sulit dan sangat mahal didapatkan. Sedangkan pembiayaan ekspansi dan perkembangan lebih mudah diperoleh. Pembiayaan dalam pengembangan bisnis sifatnya lebih spesifik.

Untuk mendapatkan modal perlu mengetahui berapa banyak kebutuhan finansial perusahaan. Perencanaan fasilitas terdiri dari likuiditas dan laba yang dipusatkan pada perencanaan aliran kas perusahaan dimasa depan. Proyeksi laba juga memiliki keabsahan independent sebagai laporan rugi laba dimasa depan.

Uang merupakan bentuk kekuasaan yang fleksibel, tetapi cara untuk mendapatkan kekuasaan tersebut bisa dilakukan dengan cari lain. Pembagian kepemilikan saham merupakan cara lain untuk mengganti pengeluaran uang dengan pembagian sejumlah tertentu saham untuk menarik orang yang mungkin keahliannya sangat dibutuhkan oleh perusahaan.

Sebagian besar investor pemodal mempunyai ketidaksukaan yang besar terhadap resiko. Prosedur analisa dan penyaringan yang dilakukan investor untuk meminimalisasi dua jenis resiko:

1. Resiko tidak dikenalnya wiraswastaan yang menyebabkan hilangnya modal
2. Resiko hilangnya waktu yang digunakan untuk proyek yang tidak produktif

Penentuan Hubungan Finansial Perusahaan

Sebelum melakkukan usaha terlebih dahulu wirausahawan melakukan identifikasi awal, dan memperhitungkan berapa jumlah modal yang dibutuhkan. selain ittu juga seorang wirausaha harus ada perencanaan financial yaitu :

1. Perencanaan likuiditas (dipusatkan pada perencanaan aliran kas perusahaan)
2. Perencanaan laba (proyeksi perolehan laba)

Serta wirausaha juga perlu menentukan hubungan financial perusahaan dilakukan dengan:
1. Penentuan kebutuhan kas untuk memulai usaha

a. Pendekatan pendapatan, mengembangkan jumlah modal yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah tertentu pendapatan tahunan.
b. Pendekatan tingkat sewa, menentukan jumlah penjualan dan kemudian modal yang dibutuhkan untuk mendudkung sewa yang dimaksud.
c. Pendekatan kas yang tersedia, dimulai dengan jumlah modal yang dimaksdu untuk menentukan pendapatan yang mungkin dari penggunaan yang efisien

Penentuan kebutuhan kas bagi perusahaan yang sudah ada, dilakukan dengan :

a. proyeksi laporan laba-rugi
adalah suatu gambaran salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan apakah suatu perusahaan mengalami laba atau rugi dalam satu periode akuntansi.
b. Proyeksi laporan neraca
adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menunjukan keadaan keuangan secara sistematis dari suatu perusahaan pada saat tertentu dengan cara menyajikan daftar aktiva, utang dan modal pemilik perusahaan.
c. Proyeksi arus kas
menggambarkan adanya suatu penerimaan dalam aliran kas masuk perusahaan dari kegiatan perusahaan tersebut.
d. Ringkasan tentang kebutuhan dan penggunaan kas.

Analisa Pulang Pokok

Analisa pulang pokok merupakan suatu teknik untuk menentukan volume penjualan yang harus dicapai, agar tercapai posisi impas / pulang pokok (perusahaan tidak mendapat laba tapi juga tidak menderita rugi).

Analisa Pulang Pokok adalah proses menghasilkan informasi yang mengikhtisarkan berbagai tingkat keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan berbagai tingkat produksi.

Unsur dasar analisa pulang pokok :

1. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang umumnya selalu konstan, bahkan di masa sulit. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan dalam aktivitas operasi sampai pada kondisi tertentu, kondisi dimana sesuai dengan kapasitas yang tersedia. Contoh: Misalkan anda punya usaha toko komputer. Biaya untuk menggaji karyawan yang jaga toko adalah 500 ribu per bulan. Mau yang beli komputer dalam sehari ada 10 orang atau nggak ada yang beli sama sekali, biaya yang harus anda keluarkan tidak berubah, yaitu 500 ribu buat menggaji karyawan anda yang jaga toko tadi. Oleh sebab itu 500 ribu tadi disebut biaya tetap.

2. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang umumnya berubah-rubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan anda, makin besar pula biaya yang harus anda keluarkan. Kalau contoh yang gampang, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam pembuatan sebuah produk adalah biaya variabel. Contoh: Misalkan pembuatan sebuah baglog membutuhkan biaya 1500 rupiah untuk bahan bakunya dan 500 rupiah untuk tenaga kerja yang membuatnya. Maka biaya variabel dari baglog tersebut adalah 2 ribu rupiah per unitnya. Total biaya variabelnya bisa berubah-ubah, bergantung berapa banyak baglog yang bisa dibuat oleh si buruh. Bila si buruh ternyata bisa membuat 10 baglog, maka total biayanya adalah Rp. 2.000,00 x 10 unit = Rp. 20.000,00. Kalau cuman bisa buat satu biji ya biaya variabelnya hanya Rp. 2.000,00 x 1 unit = Rp. 2.000,00. Biaya ini yang dikatakan biaya variabel, karena berubah-ubah tergantung pada volume bisnis tersebut.

3. Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produksi.
TC = TFC + TVC
Dimana TFC = total fixed cost; dan TVC = total variable cost.

4. Pendapatan total adalah semua penerimaan produsen dari hasil penjualan barang atau outputnya.

5. Keuntungan adalah perbedaan antara hasil penjualan dengan belanja. Dalam ekologi ada dua macam keuntungan: kentungan sinergis atau keuntungan transfer. Keuntungan sinergis didapat karena efisiensi, artinya melakukan produksi dengan cara yang lebih murah sehingga keuntungan yang didapat menjadi lebih banyak. Sedangkan keuntungan transfer adalah keuntungan yang didapat dengan memberikan kerugian kepada pihak-pihak lain. Misalnya kerugian polusi, limbah dan sebagainya (relasi tak-sadar).

6. Kerugian merupakan masalah utama yang harus dihadapi oleh wirausahawan oleh karenanya para pengusaha harus tahu betul titik kelemahan kerugian tersebut.

7. Titik pulang pokok yaitu dimana perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dan tidak mendapatkan kerugian.

Rumus perhitungan impas :

a. Dalam satuan unit terjual
= biaya tetap / (harga @ – biaya variabel @)
b. Dalam rupiah penjualan :
= biaya tetap / 1 – (biaya variabel @ / harga @)

Mencari Sumber Modal Usaha

Sebelun melakukan pencarian modal usaha, seorang wirausahawan juga terlebih dahulu melaksanakn penilaian terhadap kelayakan usahanya tersebut pencarian sumber modal usaha tersebut berasal dari :

1. Modal perusahaan
2. Modal patungan (perusahaan dengan investor)
3. Modal dari investor
4. Modal pinjaman dari bank

Wirausahawan mempunyai akses pada dua katagori keuangan yaitu : pribadi dan masyarakat

Hubungan dengan Pemodal

Menjalin suatu hubungan yang baik dengan pemilik modal sangat lah penting dikarenakan pemilik modal adalah sesorng yang penting daslam kelangsungan dalam suatu usaha, berikut adalah cara menjalin hubungan dengan pemilik modal diantaranya:

1) Harus ada struktur kesepakatan antara perusahaan dengan pemodal
2) Membina hubungan jangka pendek maupun jangka panjang
3) Melaksanakan tanggung jawab dengan baik, terutama dalam penyelesaian / pengembalian modal

Penilaian Perusahaan

Seorang wirausahawan perlu melakukan penilaian terhadap kinerja manajemen termasuk kepada seluruh anggota perusahaan penilaian hasil usaha dengan melakukan evaluasi pada laporan perusahaan, diantaranya seperti :

1. Laporan Laba/Rugi
adalah suatu gambaran salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan apakah suatu perusahaan mengalami laba atau rugi dalam satu periode akuntansi.

2. Laporan Neraca
adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menunjukan keadaan keuangan secara sistematis dari suatu perusahaan pada saat tertentu dengan cara menyajikan daftar aktiva, utang dan modal pemilik perusahaan.

3. Laporan Perubahan Modal
merupakan salah satu bentulk laporan keungan yang memberikan informasi tentang penyebab bertambah atau berkurangnya modal selama dalam masa periode tertentu.

4. Laporan Arus Kas
menggambarkan adanya suatu penerimaan dalam aliran kas masuk perusahaan dari kegiatan perusahaan tersebut.

Melakukan evaluasi eksternal (melalui angket/kuis), bagaimana tanggapan masyarakat terhadap perusahaan


Daftar Pustaka :
- http://www.dokterbisnis.net/2010/05/20/jangan-phobia-dengan-biaya-tetap-dan-biaya-variabel/
- Wiratmo, Maskur. Pengantar Kewiraswastaan-kerangka dasar memasuki dunia bisnis. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta. 1996

Tidak ada komentar:

Posting Komentar